Search
Price Range

Pangandaran Destinasi Wisata Kelas Dunia & Investasi Villa

Visi Pangandaran sebagai Destinasi Wisata Kelas Dunia

🌊 Pangandaran Menuju Destinasi Wisata Kelas Dunia: Investasi Villa, Infrastruktur, dan Masa Depan Pariwisata

Visi Pangandaran sebagai Destinasi Wisata Kelas Dunia

Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat, semakin serius berbenah untuk menjelma menjadi destinasi wisata kelas dunia. Dengan keindahan alam yang luar biasa, mulai dari pantai pasir putih, ombak yang cocok untuk berselancar, hingga kekayaan budaya lokal, Pangandaran dinilai sebagai “bongkahan berlian” yang nilainya sangat tinggi.

Visi ini sejalan dengan gagasan “Jabar Istimewa” yang diusung oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat, dengan tagline “Lembur Diurus, Kota Ditata” (kampung dirawat, kota ditata). Artinya, pembangunan tidak hanya berfokus pada pusat kota, tetapi juga memperhatikan daerah wisata unggulan seperti Pangandaran.


Tren Kunjungan Wisatawan dan Dampaknya pada Ekonomi

Sebagai magnet wisata, Pangandaran kini menempati posisi kedua daerah dengan kunjungan wisatawan terbanyak di Jawa Barat, setelah Kota Bandung. Menurut data Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jawa Barat, jumlah wisatawan hingga September 2025 sudah mencapai 1,2 juta orang, melampaui target bulanan sebesar 777 ribu wisatawan.

Lonjakan wisatawan ini membawa dampak langsung pada perekonomian lokal. Restoran, pedagang kecil, penyedia jasa wisata, hingga perajin oleh-oleh merasakan manfaat dari ramainya kunjungan. Namun, laju pertumbuhan ekonomi Pangandaran di triwulan kedua masih berada di angka 2,89%, lebih rendah dibandingkan rata-rata Jawa Barat.

Meski begitu, ada capaian positif:

  • Tingkat pengangguran terbuka di Pangandaran turun ke 1,58%, terendah di Jawa Barat.
  • Tingkat kemiskinan juga menurun ke 8,78%.

Artinya, sektor pariwisata sudah mulai memberi kontribusi signifikan terhadap kesejahteraan masyarakat.


Investasi Properti dan Hotel di Pangandaran

Salah satu kunci untuk mendorong pariwisata kelas dunia adalah ketersediaan akomodasi premium. Saat ini Pangandaran masih menghadapi backlog kamar hotel berkualitas, terutama untuk wisatawan domestik kelas menengah-atas dan turis mancanegara.

Proyek De Auraya Villas hadir untuk menjawab kebutuhan ini. Dibangun di atas lahan seluas 2,64 hektare, kurang dari 1 km dari Pantai Pangandaran, proyek ini menghadirkan 56 unit villa yang dapat dikelola menjadi 168 kamar dengan konsep Villatel (villa-hotel).

Selain itu, terdapat empat proyek hotel besar yang sedang berjalan, antara lain Grand Cahaya Surya, Kendan, dan Blue Orchid, yang diperkirakan membuat nilai investasi di Pangandaran tembus Rp 400 miliar. Angka ini bahkan melampaui target tahunan sebesar Rp 300 miliar.

Investasi properti ini bukan hanya menambah kapasitas kamar, tetapi juga menjadi instrumen bisnis bagi investor yang mengincar passive income dari sektor pariwisata.


Dampak Investasi terhadap Masyarakat Lokal

Menurut Bupati Pangandaran, Citra Pitriyami, hadirnya hotel dan villa di daerahnya akan menjadi angin segar bagi masyarakat. Beliau menegaskan bahwa tenaga kerja hotel dan villa akan diprioritaskan dari warga lokal.

Dampak positif lainnya:

  • Pedagang dan perajin lokal bisa lebih sejahtera karena meningkatnya permintaan.
  • UMKM kuliner dan oleh-oleh mendapat peluang pasar yang lebih luas.
  • Peningkatan investasi mempercepat pemerataan pembangunan di desa-desa sekitar objek wisata.

Tak heran bila investasi ini dianggap sebagai cara paling efektif untuk menurunkan pengangguran dan meningkatkan taraf hidup masyarakat.


Infrastruktur Transportasi sebagai Tantangan Utama

Meski potensinya besar, akses transportasi ke Pangandaran masih menjadi kendala utama.

  • Penerbangan Pangandaran–Bandung: harga tiket mencapai Rp 1,3 juta, relatif mahal untuk wisatawan domestik.
  • Perjalanan darat: memakan waktu 6–7 jam, sehingga kurang praktis bagi wisatawan dengan waktu terbatas.

Bupati Citra Pitriyami menegaskan perlunya reaktivasi jalur kereta Pangandaran–Bandung agar wisatawan punya pilihan transportasi yang cepat dan terjangkau.

Selain itu, meskipun tidak disebut langsung dalam acara groundbreaking, rencana Tol Getaci (Gedebage–Tasikmalaya–Ciamis–Cilacap) juga diyakini akan membawa dampak positif pada aksesibilitas Pangandaran di masa depan. Jika jalur tol ini terealisasi, perjalanan darat ke Pangandaran bisa lebih cepat dan efisien.

Baca Juga : Pesan Khusus Bupati Pangandaran untuk Gubernur Jawa Barat


Lingkungan dan Keberlanjutan dalam Pembangunan Wisata

Seiring masuknya investasi besar, muncul pula kekhawatiran soal dampak lingkungan. Ketua DPRD Pangandaran, Asep Noordin, mengingatkan bahwa pembangunan hotel dan villa harus memperhatikan kelestarian alam.

Hal penting yang harus dipikirkan sejak awal adalah:

  • Pengelolaan limbah hotel (IPAL) agar tidak merusak ekosistem laut dan pantai.
  • Penggunaan konsep green building yang ramah lingkungan.
  • Mendorong wisatawan untuk ikut menjaga kebersihan pantai dan kawasan wisata.

Selain itu, DPRD juga mendorong pengembangan sport tourism seperti lari maraton, bersepeda, dan olahraga air. Wisata jenis ini bukan hanya membuat Pangandaran lebih sehat, tetapi juga mendukung citra sebagai destinasi wisata berkelanjutan.


Fasilitas Premium dan Daya Tarik Wisata Baru

Untuk mendukung branding kelas dunia, Pangandaran juga menghadirkan fasilitas wisata premium. Salah satu daya tarik utama adalah kolam renang terbesar di Pangandaran yang dibangun di De Auraya Villas. Kolam ini dirancang sebagai landmark baru dan diharapkan menjadi ikon wisata modern di kawasan tersebut.

Konsep Villatel juga menawarkan pengalaman menginap yang berbeda. Wisatawan bisa menikmati privasi villa pribadi, namun tetap mendapat layanan hotel berbintang. Bagi investor, konsep ini menjadi solusi untuk mengatasi kekurangan kamar hotel premium (backlog) di Pangandaran.


Masa Depan Pangandaran sebagai Destinasi Wisata dan Investasi

Melihat berbagai data dan perkembangan, Pangandaran kini berada di jalur yang tepat untuk menuju status destinasi wisata kelas dunia.

  • Dari sisi pariwisata, kunjungan wisatawan terus meningkat dan menempati posisi penting di Jawa Barat.
  • Dari sisi investasi, proyek-proyek villa dan hotel besar telah membuat nilai investasi mencapai Rp 400 miliar, melampaui target.
  • Dari sisi masyarakat, investasi memberi peluang lapangan kerja dan menurunkan angka pengangguran.
  • Dari sisi infrastruktur, masih ada tantangan besar terkait akses transportasi, yang perlu diselesaikan dengan reaktivasi kereta, pengembangan jalur udara, serta potensi tol Getaci.
  • Dari sisi lingkungan, penting menjaga kelestarian alam dan mendorong sport tourism agar pembangunan tetap berkelanjutan.

Dengan sinergi antara pemerintah, investor, dan masyarakat, Pangandaran tidak hanya akan dikenal sebagai surga wisata alam, tetapi juga sebagai pusat investasi properti wisata yang menjanjikan di Jawa Barat.

FAQ

Q: Apa dampak investasi villa dan hotel bagi masyarakat lokal?

A: Membuka lapangan kerja, menurunkan angka pengangguran, meningkatkan pendapatan UMKM, serta mempercepat pertumbuhan ekonomi daerah.

Q: Apa kendala utama wisata di Pangandaran?

A: Akses transportasi masih mahal dan lama. Harga tiket pesawat Pangandaran–Bandung mencapai Rp 1,3 juta, perjalanan darat 6–7 jam, dan jalur kereta masih nonaktif.

Q: Mengapa Pangandaran disebut destinasi wisata kelas dunia?

A: Karena memiliki keindahan alam, fasilitas premium, serta dukungan pemerintah untuk menjadikan Pangandaran sebagai pusat wisata internasional.

Q1: Apa potensi investasi villa di Pangandaran?

A: Pangandaran memiliki proyek besar seperti De Auraya Villas dengan konsep Villatel, yang menawarkan keuntungan investasi dan peluang passive income.

Join The Discussion